Hai pengunjung setia blogger, pada kesempatan kali ini aku
mau berceloteh tentang moment dan waktu, bukan tentang fisika ya tapi tentang
masa lalu. Kalian sadar gak sih kalau waktu itu berlalu cepat sekali. Sama
halnya seperti kita bernafas. Dalam satu kali respirasi saja kita dapat
melakukan beberapa kegiatan, sama halnya seperti hidup. Baru kemarin adik aku
dirawat di klinik dekat rumah karena DBD, dan karena itulah aku mulai mengingat
sebagian dari masa lalu aku, seperti jalan yang sering aku lewati dulu dengan
banyak perubahan saat ini, rasanya seperti aku baru terlahir kembali dan baru
saja melewati jalan itu, sementara jalan itu bukan hanya membuat satu kenangan
bagiku, tapi begitu banyak, dijalan itu aku mengenal orang-orang yang pernah
ada dalam hidup aku, jalan yang disetiap harinya aku lewati untuk menuntut
ilmu, belajar mengaji, berangkat les, beli pulsa, main, dan masih banyak lagi,
dan jalan itulah yang membuatku hadir pada hari ini.
Aku memang benci sejarah, sangat benci. Tapi aku tidak
pernah melupakan sejarah hidupku sekecil apapun itu, aku masih ingat ketika
usiaku tiga tahun, ketika pertama kali aku menyaksikan seorang ibu yang sedang
mengandung, ketika aku melewatinya beberapa kali untuk hanya sekedar tertawa
dan terheran mengapa perutnya bisa sebesar itu. Aku juga masih ingat hari
pertama aku masuk taman kanak-kanak, ketika beberapa guru menyuruh kami lekas
menghabiskan makanan kami dan dengan polosnya aku masukkan satu lembar roti
tawar bekalku utuh kedalam mulutku dan beberapa gigit roti tawar yang lainnya,
serentak mereka menertawakanku, heran dan lucu. Aku masih ingat semua, tidak
hanya masa dimana aku bahagia, bahkan masa masa menyakitkan pun masih ku ingat
jelas, tanpa meninggalkan dendam, seperti saat aku memecahkan tempat pinsil
teman SD ku, dilabrak seorang wali murid karena mencubit anaknya saat upacara, ketika
aku dijadikan taruhan oleh kakak kelasku dan mereka tidak berhasil, ketika
seseorang memberiku surat yang berisi 19 point yang begitu menyakitkan, bahkan
suratnya pun masih aku simpan. Ketika terjadi salah paham dan semua mencemooh
aku.
Bukan, tetapi bukan itu yang paling menyakitkan, dari semua
apa yang pernah aku alami, hal yang paling menyakitkan buatku adalah ketika aku
harus melepas orang orang yang sangat aku cintai, ketika aku kehilangan apa
yang aku anggap itu milikku, seperti ketika teman SD ku yang ibu bapaknya
bercerai dan ia tinggal bersama neneknya dikampung, terakhir kali aku
menemuinya ketika aku pulang ke kampungku, aku gak pernah tahu bahwa itu
pertemuan terakhirku dengannya, sebuah pelukan yang hangat sekejap hilang dan
sirna, bagaimana kabarnya sekarang?, bodohnya aku sempat berfikir ia akan
dinikahkan oleh neneknya karena keterbatasan biaya, sekarang dia bagaikan
ditelan bumi, jangankan wujudnya, kabarnyapun sudah tak pernah mampir ke
kupingku, semoga ia baik baik saja. Aku juga ingat ketika aku memiliki sahabat
dan ia beserta keluarganya pindah ke bekasi kota, tidak jauh memang untuk
diukur dari jarak antara rumahku dan rumahnya, tapi hubungan kita, semenjak kelas
3 smp ia sudah tidak pernah berkunjung kesini lagi, kabarnya yang aku tahu saat
ini ia menjadi seorang model, sangat terbalik dengan sosoknya dulu yang tak
pernah lepas dari jilbabnya. Satu lagi yang menyakitkan, ketika sahabat yang
paling dekat denganku dikeluarkan dari sekolah karena satu hal, satu hal yang
tak dapat aku percaya, aku masih ingat jelas ucapannya dulu, kata terakhir
sebelum ia beranjak dari sekolah ku “Ai, apapun yang terjadi nanti, *** minta
Ai jangan marah ya sama ***, jangan pernah lupain ***, Ai masih mau kan jadi
sahabat ***”, seketika ia menangis, akupun, kami berpelukan, pelukan yang
sangat hangat sebelum akhirnya kenyataan hadir, kenyataan yang tak aku inginkan
kehadirannya, itu adalah perpisahan yang paling menyakitkan, dan terakhir saat
aku berpisah dengan Alfa, seorang laki-laki yang sangat aku sukai, seseorang
yang sekelebat hadir memperindah hidupku, sebelum akhirnya waktu memisahkan
kami, akupun tidak pernah menyangka akan sejauh ini kami akan terpisah, tapi
apa daya?, “kita tidak pernah tahu kapan
kita dipertemukan dengan seseorang dan kapan kita akan berpisah dengannya.
Hanya waktu yang dapat menjawab segala yang terjadi, dan itulah yang disebut
‘takdir allah’, allah menciptakan semua yang hidup dibumi dengan berpasang pasangan
seperti halnya pertemuan dan perpisahan, takdir itu yang pasti hadir diantara
semua manusia karena setiap apa yang datang pasti akan pergi suatu saat nanti”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar