Selamat datang di Blog saya

Labels

Minggu, 13 November 2011

bidadari tanpa sayap


Setiap wanita dilahirkan untuk menjadi seorang bidadari cantik nan rupawan. Awalnya para calon bidadari itu di jaga dengan begitu ketatnya, tidak hanya dengan allah dan para malaikatnya, namun juga kedua orang tua yang selalu ada di setiap perkembangan bidadari cantik itu.
Mereka selalu dijaga untuk bersikap manis, sopan, dan anggun seperti bidadari pada umumnya. Di latih untuk selalu menjaga pandangan, pakaian, dan penampilannya untuk menghindari hal-hal buruk yang kiranya akan dapat merusak cahaya dari bias cantik wajahnya..
Semua itu bukan hal yang mudah, untuk menjaganya saja di butuhkan kelembutan, kasih sayang, ketegasan dan semacamnya yang menguras banyak waktu. Ketika terdapat sedikit luka di tubuhnya saja, para orang tuabegitu cemas dan khawatir, para orang tua tersebut bebricara” tiada yang dapat menyentuh nya meski hanya dengan satu jari kelingking  saja, selagi ia masih dalam tanggung jawab kami, ini janji kami kepada allah yang harus ditepati, kami menjaganya siang dan malam, melebihi 24 jam yang diberikan allah kepada kami, terkadang kami berikan waktu dan kesempatan kepada bidadari-bidadari kami ini sebuah kepercayaan, yang begitu penting untuk dijaganya”.
Sampai suatu ketika bidadari itu berkata ”bunda,ayah aku sudah besar cukuplah bunda dan ayah menjagaku sedemikian rupa, biarlah aku menghirup udara yang bebas, sedikit menikmati apa yang belum pernah aku rasakan, akupun ingin seperti mereka mereka yang bahagia dengan apa yang dicintainya”. Kemudian sang bunda berkata ”bidadari bunda yang manis, tidak setiap apa yang kita nyatakan baik itu benar baik adanya, tidak setiap kristal yang kau pegang itu kokoh dan sempurna, allah menjanjikan kebaikan bukan untuk ditawarnya dengan harga yang geratis, semua butuh pengorbanan, untuk menjadi bidadari yang indah dimata allah itu tidak mudah sayang, sama sulitnya dengan bunda yang menjagamu ketat seperti ini, hasilnya bisa kamu lihat nanti nak”.
Seperti wanita-wanita cantik pada umumnya, sang bidadari pun dapat merasakan jatuh cinta, namun disinilah perbedaan itu tampak. Disaat para gadis-gadis cantik jalan bersama laki-laki yang mereka cintai, sang bidadari hanya dapat memandangnya dengan seulas senyuman. Para bidadari cantik hanya dapat menyukai dan menyimpan rapat perasaannya pada seorang pangeran rupawan, hanya menyukainya, sesekali ia lihat pangeran itu kemudian ditundukannya kembali pandangan-pandangan nakal tersebut.
Sang bidadari ini sangat patuh dengan apa yang allah perintahkan, meskipun terkadang mereka lupa dan melanggar perintah tersebut, sang bidadari selalu berusaha untuk tetap menjadi yang bersinar lain dari gadis-gadis remaja pada umumnya.
Bidadari-bidadari itu menjadi sebuah keinginan atau cita-cita para pangeran bijak, sebetulnya tanpa mereka sadari bidadari-bidadari tanpa sayap itu selalu ada di manapun mereka ada, sang bidadari datang untuk membantu segala aktivitas mereka baik seperti meredam nada tinggi yang diciptakan para pangeran, menciptakan ketenangan ketika mereka gundah, menjadi semangat dalam setiap langkah mereka. Bidadari itu ada untuk segala sesuatu yang baik.
Tanpa mereka(para pangeran) sadari, mereka begitu membutuhkan para bidadari, tanpa seorang bidadari mereka tidak dapat melaksanakan kehidupannya dengan sangat baik, indah dan sejahtera.
Karena dibalik sosok pangeran yang sempurna ada seorang bidadari yang menyinarinya, membuat para pangeran begitu merasa percaya akan dirinya, membuat kesempurnaan di atas apa yang telah dibuatnya sempurna.
KEINDAHAN SANG BIDADARI TANPA SAYAP

tobe continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar