Setiap wanita dilahirkan untuk menjadi seorang bidadari
cantik nan rupawan. Awalnya para calon bidadari itu di jaga dengan begitu
ketatnya, tidak hanya dengan allah dan para malaikatnya, namun juga kedua orang
tua yang selalu ada di setiap perkembangan bidadari cantik itu.
Mereka selalu dijaga untuk bersikap manis, sopan, dan anggun
seperti bidadari pada umumnya. Di latih untuk selalu menjaga pandangan,
pakaian, dan penampilannya untuk menghindari hal-hal buruk yang kiranya akan
dapat merusak cahaya dari bias cantik wajahnya..
Semua itu bukan hal yang mudah, untuk menjaganya saja di
butuhkan kelembutan, kasih sayang, ketegasan dan semacamnya yang menguras
banyak waktu. Ketika terdapat sedikit luka di tubuhnya saja, para orang
tuabegitu cemas dan khawatir, para orang tua tersebut bebricara” tiada yang
dapat menyentuh nya meski hanya dengan satu jari kelingking saja, selagi ia masih dalam tanggung jawab
kami, ini janji kami kepada allah yang harus ditepati, kami menjaganya siang
dan malam, melebihi 24 jam yang diberikan allah kepada kami, terkadang kami
berikan waktu dan kesempatan kepada bidadari-bidadari kami ini sebuah
kepercayaan, yang begitu penting untuk dijaganya”.
Sampai suatu ketika bidadari itu berkata ”bunda,ayah aku
sudah besar cukuplah bunda dan ayah menjagaku sedemikian rupa, biarlah aku
menghirup udara yang bebas, sedikit menikmati apa yang belum pernah aku
rasakan, akupun ingin seperti mereka mereka yang bahagia dengan apa yang
dicintainya”. Kemudian sang bunda berkata ”bidadari bunda yang manis, tidak
setiap apa yang kita nyatakan baik itu benar baik adanya, tidak setiap kristal
yang kau pegang itu kokoh dan sempurna, allah menjanjikan kebaikan bukan untuk
ditawarnya dengan harga yang geratis, semua butuh pengorbanan, untuk menjadi
bidadari yang indah dimata allah itu tidak mudah sayang, sama sulitnya dengan
bunda yang menjagamu ketat seperti ini, hasilnya bisa kamu lihat nanti nak”.
Seperti wanita-wanita cantik pada umumnya, sang bidadari pun
dapat merasakan jatuh cinta, namun disinilah perbedaan itu tampak. Disaat para
gadis-gadis cantik jalan bersama laki-laki yang mereka cintai, sang bidadari
hanya dapat memandangnya dengan seulas senyuman. Para bidadari cantik hanya
dapat menyukai dan menyimpan rapat perasaannya pada seorang pangeran rupawan, hanya
menyukainya, sesekali ia lihat pangeran itu kemudian ditundukannya kembali
pandangan-pandangan nakal tersebut.
Sang bidadari ini sangat patuh dengan apa yang allah
perintahkan, meskipun terkadang mereka lupa dan melanggar perintah tersebut,
sang bidadari selalu berusaha untuk tetap menjadi yang bersinar lain dari
gadis-gadis remaja pada umumnya.
Bidadari-bidadari itu menjadi sebuah keinginan atau
cita-cita para pangeran bijak, sebetulnya tanpa mereka sadari bidadari-bidadari
tanpa sayap itu selalu ada di manapun mereka ada, sang bidadari datang untuk
membantu segala aktivitas mereka baik seperti meredam nada tinggi yang
diciptakan para pangeran, menciptakan ketenangan ketika mereka gundah, menjadi
semangat dalam setiap langkah mereka. Bidadari itu ada untuk segala sesuatu
yang baik.
Tanpa mereka(para pangeran) sadari, mereka begitu
membutuhkan para bidadari, tanpa seorang bidadari mereka tidak dapat
melaksanakan kehidupannya dengan sangat baik, indah dan sejahtera.
Karena dibalik sosok pangeran yang sempurna ada seorang
bidadari yang menyinarinya, membuat para pangeran begitu merasa percaya akan
dirinya, membuat kesempurnaan di atas apa yang telah dibuatnya sempurna.
KEINDAHAN
SANG BIDADARI TANPA SAYAP
tobe continued
tobe continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar