A little thing called love, yapp judul dari sebuah
film yang berasal dari Thailand, film yang membuat gue terasa begitu hidup dan gue rasa film ini
sukses membuat gue fash back ke masa lalu, tepat satu tahun yang lalu di saat kedua pipi gue gak
berhenti memancarkan warna merah jambu, warna orang yang sedang jatuh cinta katanya.
Back to topik tentang film a little thing called love,
pada awal film bagian prolog si pemeran wanita yang bernama Nam bicara beberapa
kata tentang apa itu cinta, dia berkata “ siapapun kita pasti punya seseorang
yang kita suka secara diam-diam, saat kita ingat orang itu kita merasa seperti
sesak di dada tapi kita terus menyukainya. Walaupun aku tidak tahu dimana ia
sekarang, apa kabarnya?. Tapi dialah yang membuat ku seperti ini, hal kecil
yang disebut CINTA”. Seketika gue tepana, dan begitu antusias melihat anding
dari film yang gue sebut “waw” ini.
Dalam cerita dikisahkan seorang remaja putri berparas
menengah kebawah yang jatuh cinta dengan seorang kakak kelas berwajah
excuttive, dia rela melakukan 9 hal untuk menarik hati si kakak tampan itu, iya
cara tersebut di dapatnya melalui sebuah buku , sebuah buku yang merubah dunia
menjadi 3600. Semakin hari ia berusaha untuk menjadi seorang gadis
cantik, semakin tampak keberhasilannya itu, yang di awali dengan perannya
sebagai putri salju. Gak lama seorang laki-laki datang mengacaukan segalanya,
laki-laki tersebut adalah teman dekat Sone, seorang yang telah merenggut hati
Nam. Setelah hari valentine itu segalanya berubah, sejak Top menyatakan
cintanya kepada Nam. Sone hanya diam, diam, dan diam meihat kemesraan mereka,
meskipun dalam hati Nam, belum ada seorang pun yang dapat merubah kedudukan
Sone di hatinya. Hingga suatu saat Nam berbicara jujur tentang perasaannya
kepada Sone, namun waktu tak dapat menempatkan mereka pada jarum jam yang sama,
Sone telah memiliki kekasih yaitu Pin, dan dalam sisi yang lain ia pun telah
berjanji pada Top bahwa ia tidak akan menjadi kekasih Nam.
9 tahun kemudian di sebuah stasiun TV mereka di
persatukan kembali, teringat satu hal tentang sebuahh album foto Sone yang di
berikan kepada Nam, gambaran wajah Nam hingga ia benar-benar menjadi seorang
putri, putri yang diselalu di nantikan oleh Sone, hinga saat kepulangan Nam
dari new york Sone masih dengan setianya. Di penghujung cerita Nam berkata “
Jika ada yang bisa membuatku cantik, lebih cantik, aku akan berusaha lakukan
itu. Dan belajar lebih giat agar dia tertarik padaku. Dia adalah inspirasi
dariku, dia membuatku memakai cinta di jalan yang benar. Dia layaknya kekuatan
yang menyokongku untuk menjadi lebih baik, sampai aku bisa menjadi Nam seperti
hari ini”.
Mendengar kata terakhir itu rasanya membuat gue lebih
dan lebih ingin untuk mengulangnya lagi. Sedikit cerita tentang apa yang dulu
gue rasain, suka pada sosok yang menurut gue dia tuh perfact banget, meski pun
gak ada manusia yang perfact. Gak sedikit temen atau orang yang gue kenal suka
dengannya, yapp pasti mereka sama, menyukai pribadinya yang begitu diam,
cerdas, di tambah dengan wajahnya yang apik. Waktu terus menjerumuskan gue pada
satu keadaan, dimana sedikit demi sedikit rasa gue terarah pada dia, sebut saja
alfa. Kedekatan ini semakin menjadi, dia terlalu ramah untuk segala pesan yang
selalu membuat gue terbang, kata-kata yang gue anggap sebagai ‘harapan’ itu
terus dan terus saja muncul di setiap harinya, hingga suatu saat dia merubah
status di facebooknya menjadi ‘in relationship’ status yang membuat mata ini
begitu berat untuk melihat, melihat keduanya dalam satu tempat yang serupa,
sungguh bagai dentuman yang besar.
Alfa adalah satu-satunya motivator terbesar dalam
hidup gue, yang membuat gue merasa percaya diri untuk maju, dan dialah orang
yang membuat gue berada di SMA ini sekarang karena selama proses pendaftaran,
dia yang selalu ada, untuk setidaknya berkata “gue yakin lu pasti bisa, percaya
sama gue”. Semenjak mereka pacaran gue jadi agak canggung, apalagi waktu salah
satu dari temen gue mengira alfa pacaran dengan gue.
Bulan Mei lalu sekolah gue mengadakan tour kelulusan,
dan malam itu, dua hari sebelum keberangkatan dengan sebuah
topik tentang ‘seseorang dibalik inspirasi dalam puisi gue’ seketika alfa
berkata “eh gue buatin puisi dong tentang lu ke gue” gue balik tanya untuk apa
dia minta puisi itu, terus dia bilang ”untuk kenang-kenangan aja”, alfa minta
puisinya diberikan waktu kami akan tour ke luar kota. Yapp, di dalam perjalanan
sepulang dari luar kota tepat saat gue duduk di belakang bangkunya Alfa menagih
janji dari gue, dan terpaksa gue tepati janjinya, gue berikan puisi yang
gue buat dengan segala kebohongan itu pada Alfa, puisi tersebut berjudul
“catatan waktu”, di akhir puisi itu gue sisipkan kalimat “Bersama mu adalah masa yang tak lekas
padam.......”.
Dua
bulan kemudian, setelah Alfa putus dengan pacar pertamanya itu, kedekatan gue
masih dalam keadaan yang sama. Satu janji terucap dalam hati gue “nanti waktu
gue udah masuk SMA gue akan bilang ke Alfa kalau gue pernah suka sama dia”,
dan janji itupun terwujud, meskipun gue gak berani ngomong secara langsung,
tapi gue tetep berusaha untuk jujur tentang semua itu, melalui temen gue.
Gak lama setelah temen gue menyampaikan berita tersebut kepada Alfa, hp gue
bergetar, yapp 1 pesan dari alfa yang menanyakan benar atau tidaknya berita
tersebut. Gue membenarkan dan alfa membalas pesan tersebut dengan singkat “maaf
ya”, gue bertanya kepada Alfa “maaf untuk apa?” dengan cepat ia membalas “maaf
kalau selama ini gue gak pernah sadar tentang itu, gue kira lu sukanya sama
temen gue, karna emang kalian deket banget”. Kata-kata itu membuat gue semakin
terisak meski bukan dengan tetesan air mata.
Catatan
termanis yang pernah gue buat dalam hidup gue, yaitu mengenal pribadi seperti ‘alfa’,
meskipun untuk mendapatkan yang lebih dari itu hanya sebatas mimpi aja, tapi
dengan itu gue bersyukur. Begitu banyak hal yang gue petik dari mengenal sosok
Alfa, ya seperti lirik lagu yang di bawakan oleh Westlife sedikit mewakili kata
hati gue “now I know, no matter what the question, love is the answer it's written on angel's wings”. Dan
jawaban siapa sosok inspirasi di balik puisi-puisi gue itu adalah kamu “Alfa”.
Sudah
sekiranya lima atau enam judul dalam puisi gue yang sangat jelas menceritakan
tentang sosok Alfa, mungkin jikalau nanti puisi-puisi itu telah tersusun dengan
rapih, dan ketika nanti insya allah gue dapet kesempatan buat memperluas
karya-karya gue itu, janji gue akan gue tepatin. Yeah, mengirimkan hasil cinta
gue itu kepada Alfa, dan semoga sembilan tahun yang akan datang gue
dipertemukan lagi dengan Alfa, sama seperti potongan film “ a little thing
called love” .
“Hal kecil yang disebut cinta itu hadir, di
antara keadaan yang semu tak dapat menampakan cinta ini dengan senyata
nyatanya. Dan di saat cinta itu sampai pada klimaksnya, hal kecil itu menjadi
besar, dan ketidak berdayaan ini akhirnya mempersilahkan ia pergi, entah sampai
kapan waktu mengirimkan ia kembali” (S.A putri U)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar