Remember when
Satu rasa yang menjelma menjadi sebuah
perasaan dan keinginan untuk kembali, kembali pada tempat-tempat yang
mengingatkan kita pada suatu kejadian ketika Pahit, manis, susah, senang,
sedih, bahagia berbaur menjadi satu kesatuan yang erat.
Impian untuk memiliki waktu
Dengan tulisan-tulisan kecil ini aku meredam
rindu, membacanya ketika aku tersedu dan melekatkannya dalam setiap mimpiku,
aku hanya dapat berangan tentang sebuah mesin waktu. Benda kecil menyerupai
kompas itu yang membuatku ingin memilikinya, memilikinya hanya untuk
merealitaskan rindu. Seperti ini yang aku tahu tentang lima huruf indah itu,
huruf-huruf yang membuatku selalu ingin memiliki waktu, memutarnya berulang
sesuka yang aku mau. Dengan itu aku dapat menguasai segala tentang mu. Tak
terkecuali untuk membuatmu selalu ada disini, atau mengembalikanmu di waktu
yang aku inginkan.
Nirwana dua samudera menjadi saksi betapa jauhnya kita
Untuk setiap kisah yang membuat kerinduan ini
semakin menjadi. Bukan sebuah sejarah panjang tapi merupakan perjalanan panjang
tentang kemarin, saat ini, dan esok. Segumpal unek-unek yang membuatku terus
menulis kisah aku atau dia dalam sebuah diary internet bernama blogger.
Disanalah semua yang aku rindukan muncul, dituangkan dalam sebuah naskah pendek
dengan inisial ‘Alfa’ yang mendominasi. Untuk sebuah rindu yang hanya menjadi
rindu, nirwana dua samudera yang menjadi saksi betapa jauhnya kita saat ini,
sehingga menumpukan rindu kecil ini menjadi sebuah bukit rindu yang semakin
kokoh. Kokoh dengan harapan-harapan kecil tentang sebuah pertemuan.
Disini aku menunggu
Selalu setiap hadirmu ada pada selintas bayang
di setiap waktu yang mempertemukan kita dulu, rindu ini selalu mengajakku untuk
kembali pada satu waktu yang sama, satu waktu saat rindu itu belum menjadi
rindu, saat yang dekat itu tak pernah menjadi jauh, dan disaat ketika dia masih
menjadi kamu. Disini aku masih dan terus menunggu untuk setidaknya melihatmu
hadir di depan mata meski bukan untuk dipertemukan denganku. Dan aku menunggu
kesan baik itu muncul kembali di hadapanku, dan semua yang aku suka masih
melekat erat dalam pribadimu.
Untukmu tak ada yang pernah hilang
Meski hanya ada satu rindu, meski ketidak
mungkinan ini selalu aku harapkan untuk menjadi satu hal yang mungkin, dan
entah mengapa semua yang wajar menjadi tidak wajar untuk menyukaimu. Meski
semua yang hidup sudah mati, dan semua yang menjadi saksi telah menghilang,
rindu ini lagi dan lagi membuat satu kenyataan yang berkata “untukmu tak ada
yang pernah hilang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar