Dalam setiap perjalanan kehidupan kita seringkali di
hadapkan dengan dua pilihan dalam suatu kondisi dimana kita harus memilih satu
diantara dua plihan yang sebetulnya sangat tidak kita inginkan. Sayang, pilihan
diberikan bukan untuk merealitaskan apa yang menjadi harapan kita, tetapi
pilihan ini diberikan untuk memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur kita rusak
sendiri. Yap, sebagai kebutuhan bukan keinginan.
Sebagai contoh : apabila kamu dihadapkan dengan dua pilihan
“dihapuskan seluruh aspek tentang seseorang yang dulunya sangat berarti buatmu”
atau “kamu masih mengingat semua, dan seringkali dipertemukan dengannya, tetapi
kamu akan terus hidup tanpa ketenangan sedikitpun”.